POSKOTAJATIM.CO.ID – Focus Group Discussion (FGD) ini merupakan program kerja yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dari kelompok 13, UPN Veteran Jawa Timur di Dusun Tegal Rejo, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Pembentukan FGD ini dengan sasaran Kelompok Ternak Ngudi Rejeki yang saat ini sedang mengalami masalah, utnuk segera dicarikan jalan keluarnya.
Karena persoalan itulah yang kemudian memunculkan ide untuk menggelar FGD yang diperuntukkan masyarakat di dusun itu.
Warga memiliki masalah yang pertama, yakni kurangnya volume susu yang dihasilkan oleh kambing PE, dan yang kedua adalah penyakit mastitis yang kerap dialami oleh kambing ternak warga.
“Oleh karena itu, FGD ini diselenggarakan secara rutin, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan para peternak dalam meningkatan kualitas susu kambing etawa dengan cara perbaikan pakan dan lebih memperhatikan kesehatan kambing,” kata mahasiswa KKNT, Vani Laila, Sabtu (17/6/2023).
Dalam FGD itu petugas peternakan kecamatan, Kudori, petugas peternak desa, Arifin dan dokter hewan Irfan Wicaksono memberikan pandangan baru para peternak dan mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Menurut Vani, FGD itu berlangsung selama 3 jam dari pukul 19.00-22.00 dari sambutan sampai sesi tanya jawab berjalan dengan lancar dan antusias dan menghasilkan solusi.
Para audiens memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot dan bisa dijawab dengan baik oleh para speaker. Sesi terakhir ditutup dengan sesi foto bersama dan pemberian tanaman indigofera kepada peternak.
Sebagai tindak lanjut atas FGD berhasil memecahkan persoalan meningkatkan kualitas dan volume susu kambing yang dihasilkan oleh kambing PE.
“Terdapat tiga hal mendasar dalam peternakan, yaitu bibit, pakan dan kesehatan. Menjaga bibit kambing sama seperti menjaga genetik kambing, pelestarian sumber daya genetik sangat vital dalam usaha peternakan,” ungka Vani Laila.
Dikatakan Vani Laila, dalam melaksanakan proses perkawinan ternak harus memperhatikan silsilah dan kualitas, sehingga kualitas ternak yang dihasilkan dapat maksimal.
Apabila proses perkawinan ternak tanpa memperhatikan silsilah dan kualitas ternak, maka akan menurunkan kualitas kambing dan membuat kambing memiliki silsilah yang tidak jelas.
Untuk menjaga silsilah bibit kambing ternak, dapat melakukan recording (buku harian peternak) atau kartu pengenal kambing.
“Pembibitan yang benar dan baik akan menghasilkan ternak yang mempunyai produktivitas unggul, baik dalam produksi susu maupun kualitas daging ternak,” ujar speaker dalam FGD.
Oleh karena itu, di hari berikutnya, dilanjut dengan pemberian cairan disinfektan untuk kandang kambing dan pengobatan mastitis.
Pemberian vitamin kepada peternak pun dilakukan, para peternak sangat puas dengan hasil FGD dan solusi serta bantuan yang diberikan oleh mahasiswa dan para speakers yang merasa perlu membantu Kelompok Ternak Ngudi Rejeki.
Diharapkan, setelah kegiatan ini akan ada komitmen dan kesadaran dari peternak untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatkan agar dapat meminimalisir permasalahan yang terjadi di Kelompok Ternak Ngudi Rejeki. (Affiva Lindi Damayanti)