POSKOTAJATIM.CO.ID – Suparma Tbk tidak membagikan dividen tunai pada tahun berjalan 2023 meski laba yang dibukukan perseroan industri kertas kemasan dan tissu tersebut selama 2022 mencapai Rp330,5 miliar atau tumbuh 4,8% dari laba tahun 2021.
Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk, mengatakan langkah tersebut telah mendapat persetujuan para pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunanperseroan yang berlangsung di Surabaya, siang tadi.
“Setelah dikurangi pembentukan dana wajib sebesar Rp20 miliar, sisa laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp310,5 miliar akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalanSuparma dan untuk investasi, [dimana] yang sebagian besar ditujukan untukpeningkatan kapasitas mesin de-inking serta investasi Steam Boiler yang lebihramah lingkungan,” Hendro menambahkan.
Pihaknya menjelaskan penjualan bersih Suparma pada 2022 mencapai Rp3,138 triliun atautumbuh 12,3% dibandingkan dengan capaianpenjualan bersih tahunsebelumnya.
“Pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan olehnaiknya harga jual rata-rata produk kertas Suparma pada tahun 2022 sebesar13,1% dibandingkan harga jual rata-rata pada 2021. Sedangkankuantitas penjualan produk kertas Suparma selama 2022 mencapai212,1 ribu MT.”
Naiknya penjualan bersih Suparma yang melebihi kenaikan beban pokokpenjualan menyebabkan marjin laba kotor tahun 2022 mengalami peningkatanmenjadi 22,9% dari semula 21,1% di tahun 2021, tambahnya.
Hendro menyebutkan sepanjang 2022,beban penjualan perseroan mengalami kenaikan sebesar 14,1%. Hal ini terutamadisebabkan oleh meningkatnya beban ekspor dan pengangkutan sebesar 11,3%.
Sedangkan beban umum dan administrasi mengalami penurunan sebesar 2,8%,dimana hal tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya biaya penanganan virus Covid-19sebesar 79,3% sejalan dengan semakin menurunnya kasus Covid-19 di lingkungan perseroan selama tahun 2022.
Menurut Hendro, meskipun beban keuangan perseroan mengalami peningkatan sebesar 10,9% dari semula Rp 33,1 miliar pada 2021 dan menjadi Rp 36,7 miliar pada 2022, laba sebelum taksiran beban pajak,laba pada tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan perseroan naikmasing-masing menjadi sebesar Rp 431,4 miliar, Rp 336,1 miliar danRp 330,8 miliar atau masing-masing meningkat 14,3%, 14,2% dan 4,8%.
Investasi steam boiler
Hendro menjelaskan, pada 2023manajemen Suparma berencana melakukan belanja modal dengan anggaran kurang lebih US$10 juta yang diperuntukkan bagi pembelian Steam Boiler baru yanglebih ramah lingkungan dibandingkan Steam Boiler yang sudah ada.
“NantinyaSteam Boiler baru tersebut akan meningkatkan kapasitas keluaran steam yang digunakan untuk proses pengeringan kertas sebesar 16% dari semula 155ton/hari menjadi 180 ton/hari,” katanya.
DijelaskanSteam Boiler yang baru lebih ramahlingkungan karerna ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batubara sebesar 25% atau sekitar 60% lebih rendah dibandingkan Steam Boilerperseroan yang ada, serta sisanya memanfaatkan limbah sludgeinstalasi pengolah limbah (IPAL),limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas.
Penjualan bersih Suparma lima bulan 2023 capai 31,1% dari target.
Penjualan bersih Suparma untuk periode lima bulan pada tahun 2023 sebesar Rp1,083 triliun atau setara dengan 33,8% dari target penjualan bersih perseroan pada tahun ini sebesar Rp3,200 triliun.
Kuantitas penjualan kertas Suparma selama lima bulan pertama tahun ini tercapai sebesar 82.849MT atau setara dengan 32,8% dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2023 yang sebesar 252.400 MT.
Sedangkan realisasi produksi kertas Suparma pada lima bulan pertama tahun ini (2023) sebesar 90.071 MT atau setara dengan 36,2% dari target produksi kertas selama 2023 yang ditetapkan sebesar 248.600 MT.(Bambang Sutejo)