POSKOTAJATIM.CO.ID | Surabaya – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) UPN Veteran Jawa Timur di Kelurahan Keduungbaruk, Kota Surabaya membuat teknologi tepat guna berupa Lubang Resapan Biopori (LRB) Jumbo.
Mahasiswa KKNT dari Kelompok 82 ini membuat resapan air guna mengurangi terjadinya genangan air di sekitar pemukiman warga, di saat musim penghujan tiba.
Program ini merupakan program monodisiplin sebagai bentuk perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 dan 13 untuk bertanggung jawab atas konsumsi dan produksi, memerangi perubahan iklim dan dampaknya serta penanganan/antisipasi kekeringan dengan meningkatkan resapan air.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi daerah resapan air hujan dan mengatasi permasalahan sampah organik di Kelurahan Kedung Baruk Kota Surabaya yang berada di bawah pengawasan pihak terkait.
Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan penyampaian materi, pelatihan dan pendampingan pembuatan LRB, serta monitoring dan evaluasi pasca kegiatan.
Beberapa program sosialisasi yang sudah disiapkan oleh para mahasiswa KKNT antara lain:
Pertama, sosialisasi dan edukasi.
– Kelompok 82 mahasiswa KKNT memberikan edukasi kepada perwakilan kelompok masyarakat Kelurahan Kedung Baruk, kelompok yang hadir adalah pengurus RW 5 dan karang taruna Kelurahan Kedung Baruk.
Para mahasiswa bersama perwakilan masyarakat memanfaatkan media seperti gawai dan group discussion untuk mempermudah penyampaian materi dan tanya jawab mengenai LRB.
Kedua, pelatihan dan pendampingan.
– Perwakilan masyarakat bersama kelompok KKNT bersama-sama melakukan pembuatan LRB secara bergotong royong.
Sementara pada pelatihan dan pendampingan ini menghasilkan satu LRB Jumbo dengan diameter 80 cm sedalam dua meter.
Ini sebagai contoh agar perwakilan masyarakat lebih mudah memahami dan mengembangkan pengetahuan yang sudah didapatkan serta melanjutkan pengetahuan yang sudah didapatkan yaitu tentang kesadaran pentingnya resapan air hujan, pengolahan sampah organik dan sistem LRB itu sendiri.
Ketiga, monitoring dan evaluasi.
– Pengawasan dan evaluasi terhadap keseluruhan tahapan dalam pelaksanaan program LRB ini dilakukan guna memastikan seluruh proses dan tahapan program sesuai dengan teknis dan mempunyai nilai manfaat terhadap lingkungan.
Tahapan ini mempunyai efek besar terhadap keberlangsungan program dan pelaporan program LRB yang diinisiasi oleh tim mahasiswa KKNT di Kelurahan Kedung Baruk.
Lubang Resapan Biopori biasa dengan yang jumbo memiliki perbedaan pada kapasitas yang dimiliki masing-masing.
Jika LRB biasa hanya berdiameter 8-10 cm dengan kedalaman 30-40 cm saja, LRB Jumbo ini, berdiameter lebih besar lagi, memiliki diameter mulai dari 80 cm dengan kedalaman hingga mencapai 2 meter.
Agar pengetahuan tentan pembuatan LRB Jumbo ini dapat diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi, mahasiswa kemudian membuat tips-tips bagai mana cara membuatan LRB Jumbo yang afektif dan mudah dipahami, simak penjelasan berikut ini:
1. Carilah tempat yang strategis untuk penempatan LRB Jumbo yang berdia meter lebih besar, seperti di antara pepohonan, di kawasan yang terdapat banyak genangan air, maupun tempat terbuka lainnya.
2. Buatlah lubang di tanah sedalam 1 – 2 meter dan jangan melebihi ketinggian tanah.
3. Pasang dua buah buis beton, ketentuan jumlah ini telah diperkirakan untuk mencegah kelongsoran yang terjadi pada area lubang.
4. Isi lubang biopori dengan sampah organik. Setiap kali sampah organik melapuk dalam hitungan hari, ganti dengan sampah organik yang baru.
Sampah organik yang sudah melapuk dapat diambil kemudian digunakan sebagai pupuk tanaman.
5. Gunakan campuran air gula dengan cairan EM4 untuk mempercepat penguraian dan meminimalisir bau busuk yang dihasilkan oleh sampah organik.
6. Tutup lubang dengan tutup buis beton, beri lubang di tengah untuk mempermudah memasukkan sampah kembali.
Lubangi kecil-kecil pada pinggiran tutup agar genangan air dapat masuk ke dalam lubang. (Kemuning Radhita Cahyani)