POSKOTAJATIM.CO.ID – Polisi Thailand telah menangkap seorang wanita yang diduga membunuh 12 teman dan kenalannya menggunakan sianida.
Sararat Rangsiwuthaporn, 32, ditangkap pada hari Selasa dan didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama atas kematian yang terjadi selama beberapa tahun.
Dia dicurigai setelah kematian temannya Siriporn Khanwong, 32, yang pingsan selama perjalanan bersamanya ke provinsi Ratchaburi di Thailand barat pada 14 April.
Keduanya mengambil bagian dalam ritual perlindungan Buddha di sungai dan Siriporn meninggal di tepi sungai setelah pingsan, kata polisi.
Hasil otopsi mendeteksi jejak sianida di tubuhnya dan penyebab kematiannya ditemukan sebagai gagal jantung, kata polisi.
Polisi mengatakan telepon, uang dan tas juga hilang dari wanita yang meninggal itu dan mereka menemukan sebotol sianida milik Sararat selama penangkapannya, menurut The Nation Thailand.
Menyusul penyelidikan, polisi mengatakan dia diyakini telah membunuh 11 orang lainnya, termasuk mantan pacarnya, yang mengalami kematian serupa.
Baca Juga: Spesialis Curat Berhasil Diringkus Polsek Jajaran Polresta Malang Kota
Penyelidik dan otoritas forensik sedang menyelidiki kematian lain untuk menemukan bukti dan hubungan yang pasti dengan Sararat, kata mayor jenderal polisi Montri Theskhan, kepala Divisi Penindasan Kejahatan, Rabu.
“Jika bukti menunjukkan dia telah melakukan pembunuhan lain, maka tersangka akan cocok dengan deskripsi seorang pembunuh berantai,” tambah Mayjen Montri.
Orang-orang yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada surat kabar Thailand bahwa polisi telah menyusun daftar 12 orang yang mengalami kematian yang tidak biasa dan dapat dikaitkan dengan Sararat.
Mereka berusia antara 33 hingga 44 tahun.
Polisi mengatakan para korban termasuk mantan pasangannya dan dua polisi wanita tetapi tidak mengidentifikasi para korban.
Pengacara Sararat mengatakan dia membantah semua tuduhan. Mereka mengatakan Sararat, yang sedang hamil, mengalami stres saat ditahan polisi selama beberapa jam.
Polisi mengatakan pembunuhan itu mungkin dimotivasi oleh alasan keuangan.
Dalam salah satu kasus pembunuhan paling serius, yang juga menginspirasi serial dokumenter Netflix, The Serpent. Charles Sobhraj dihukum dan dikaitkan dengan setidaknya 20 pembunuhan di Thailand di mana para korban dibius, dipukuli, dijarah, dan bahkan dibakar. Dia bebas pada Desember tahun lalu setelah menyelesaikan hukumannya di Nepal karena membunuh dua backpacker.**