Poskotajatim | Politik – Pasangan sipil-militer pada Pemilihan Presiden 2024 masih menjadi kebutuhan objektif Bangsa Indonesia, hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Development Research (IDR) Fathorrahman Fadli.
Ia menilai kombinasi pasangan calon presiden dan wakil presiden dari sipil dan militer atau sebaliknya, adalah komposisi itu untuk memperkuat Konsep “Civilian Order” dalam konteks pembangunan politik demokrasi yang ideal bagi Indonesia.
Lebih lanjut Fathorrahman menegaskan kehadiran tokoh berlatar belakang militer dibutuhkan dalam konteks membangun sinergi kekuatan bangsa antara kekuatan sipil yang demokratis dan keterampilan teknis kemiliteran dalam menjaga kedaulatan negara.
“‘Civilian order’ itu penting dalam membangun negara. Namun kehadiran tokoh militer yang sangat terlatih dalam membina teritorial juga dibutuhkan untuk memperkuat pemerintahan sipil,” jelasnya.
Fathorrahman yang pernah menulis tesis mengenai hubungan sipil militer itu menegaskan selama ini pasangan Pilpres 2024 masih terpaku pada survei popularitas dan elektabilitas.
“Lembaga survei belum mempertimbangkan secara kualitatif pasangan calon tersebut dalam mengelola Bangsa Indonesia yang dikenal sangat majemuk.” terangnya.
Kepemimpinan sipil yang tidak memiliki Wawasan Nusantara yang baik terbukti telah membawa bangsa ini tidak sensitif pada pentingnya kedaulatan negara, maka Indonesia akan berpotensi bubar sebagai bangsa yang berdaulat. dan menurutnya masalah tersebut sepanjang dua periode sangat terabaikan.
“Silakan saja para pemimpin partai politik berdialog mencari sosok pasangan sipil-militer yang dipandang tepat demi kepentingan bangsa dan negara,” imbaunya.***