POSKOTAJATIM.CO.ID – Kreativitas memang tak terbatas jika ada kemauan, apa saja bisa dimanfaatkan. Bahkan limbah plastik yang sulit terurai ini bisa menjadi karya seni.
Kita tahu jenis limbah plastik memiliki sifat tahan lama dan sulit diuraikan secara alami oleh lingkungan.
Dan sampah plastik ini menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia yang sulit terurai.
Plastik ini biasanya terbuat dari bahan polimer sintesis seperti polietilen, polipropilen, polistirena, dan PVC.
Limbah plastik ini dapat mencakup berbagai jenis benda seperti botol, kemasan makanan, tas belanja, mainan elektroni, dan masih banyak lagi.
Namun bagi warga Rungkut Kidul, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya mampu memanfaatkan sampah dari lingkungan mereka dengan baik.
Dialah Ny Suryati warga Rungkut Kidul ini memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan utama kostum karnaval yang unik dan menarik.
Ia merangkai, kemudian menjahitnya barang-barang sampah plastik itu dengan kreatif hingga tercipta sebuah karya yang unik dan menarik.
Berbagai macam kostum dan aksesoris yang dihasilkan itu oleh Ny Suryati kemudian disewakan, seperti topi, tempat pensil, gelang, mahkota, tudung saji, dan beberapa lainnya.
Adapun kostum yang dihasilkan oleh Suryati ini tak hanya disewaja, namun juga di jual, untuk kostum yang disewakan kisaran harga sewa Rp50 ribu hingga Rp100 ribu.
Tentu saja kreativitas Ny Suryati dengan memanfaatakan limbah plastik ini menjadi salah satu solusi dalam mengatasi menumpuknya limbah plastik di dunia.
Selain mengurai limbah plastik, kegiatan yang dilakukan Suryati ini juga memberikan keuntungan baginya, karena limbah plastik yang diolah memiliki nilai jual.
Tak sampai disitu, selain memproduksi menyewakan, dan menjual kostum berbahan dasar limbah plastik, Suryati juga menyediakan jasa pelatihan bagi orang-orang yang membutuhkan pelatihan untuk membuat kerajinan berbahan dasar limbah plastik.
Usaha yang dijalani Bu Suryati ini menjadi salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berpotensi go internasional karena limbah plastik menjadi kekhawatiran masyarakat global pada masa sekarang. (Listiana Anggraini/tim)