POSKOTAJATIM | Jombang – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) UPN Surabaya dari kelompok 11 memaparkan program kerjanya balai Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Acara pembukaan digelar di Balai Desa Wonosalam pada Jumat 24 Maret 2023 dihadapan Kepala Desa (Kades) Wonosalam, Samuki dan para perangkat desa setempat.
Desa Wonosalam sebuah desa yang berpotensi untuk menjadi daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Jombang, yang berlokasi di lereng Gunung Anjasmoro.
Oleh karena itu, tim mahasiswa KKNT MBKM UPN Veteran Jawa Timur di daerah yang memiliki ketinggian 600 Mdpl ini, ingin berpartisipasi dalam mengembangkan potensi sebagai desa tujuan wisata.
Acara dipandu Shafira Indranovianti dan ketua kelompok, Dani Firmansyah Pradana, untuk memaparkan program kerja para mahasiswa yang akan mengabdi di desa itu selama 3 bulan.
Di awal programnya Dani memaparkan pembuatan desain logo dan branding serta filosofi logo yang menggambarkan Desa Wonosalam sebagai desa wisata.
Selanjutnya Dani juga memaparkan program sosialisasi pelatihan pemberdayaan dan pengembangan desa wisata untuk program tour guide.
Program pelatihan tour guide ini nantinya akan ditujukan khususnya kepada para remaja di Desa Wonosalam.
Selain itu juga akan membuat pelatihan paket wisata sebagai bentuk rencana kegiatan yang disusun secara tetap untuk membranding dan lapangan kerja baru bagi masyarakat Desa Wonosalam.
Membuat promosi melalui pembuatan website dan sosial media untuk pengenalan desa wisata sebagai literasi di media massa.
Membuat ide dan sumbangsih dalam konsep pengembangan wisata baru di Desa Wonosalam, dan mengadakan pelatihan workshop video grafis untuk SMKN Wonosalam.
Sementara Kades Wonosalam, Samuki menginginkan Desa Wonosalam bisa menjadi desa tujuan wisata besar seperti di Pacet, Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu.
Namun sayangnya destinasi wisata yang ada di Wonosalam belum dikelola secara maksimal.
Sumber Daya Manusianya (SDM) atau masyarakatnya juga belum memiliki pemahaman, kepekaan, dan kemampuan mengelola industri pariwisata.
Untuk itu ia berharap, selaku koordinator desa kedepannya akan dilakukan pengelolaan wisata dengan baik di Wonosalam ini.
“Sampai saat ini seperti hidup segan mati tak mau,” ujar Samuki yang mengarahkan topik pembicaraannya mengarah pada pola pikir dan SDM yang masih belum memumpuni.
Kurangnya SDM yang memumpuni dibuktikan dengan banyaknya wisata pribadi atau perorangan, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) belum tertata.
Olehkarena itu, dengan adanya mahasiswa KKNT ini diharapankan bisa membranding desa wisata khususnya Desa Wonosalam.
“Ini sebuah tantangan, tidak mudah untuk menyadarkan SDM terutama pemuda di Desa Wonosalam tentang adanya potensi wisata,” tambah Samuki.
Selain mendorong potensi wisata Desa Wonosalam Samuki ingin meningkatkan tempat budidaya kebun kopi yang ada.
Salah satunya adalah kebun kopi milik Bambang yang berada di Pucang Rejo dan milik Pak Kuncoro di Sumberejo.
Dengan harapan perkebunan kopi menjadi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) utama hingga bisa menyentuh masyarakat Desa Wonosalam sendiri, serta membagi rata sama-sama untung antara petani dan pengusaha atau penjual individu.
Dalam pemaparan program kerja tersebut diketahui dahulu pada tahun 2018, pernah memiliki Pokdarwis.
Namun tidak adanya regenerasi membuat kelompok sadar wisata ini menjadi tidak aktif sehingga menjadi kendala untuk melanjutkan kegiatan wisata di Desa Wonosalam.
Harapan Samuki adalah mengaktifkan kembali Pokdawis Desa Wonosalam dan memberi pelatihan tour guide atau pemandu wisata kepada para remaja desa melalui karang taruna.
Sehingga kedepannya Desa Wisata Wonosalam menjadi tertata kembali, berkat adanya pemandu wisata atau juru kunci yang mengetahui sejarah dari Desa Wonosalam hingga destinasi wisata yang ada. (gerialdi robias tsalatsa)