POSKOTAJATIM.CO.ID – Seorang pria paro baya hampir meninggal setelah kehilangan kesadaran saat berhubungan seks dengan istrinya dan pingsan di atasnya.
Pria, 42, dari Surabaya di Jawa Timur, Indonesia, (tidak disebut namanya) sedang melakukan berhubungan intim saat mengalami aneurisma (otak adalah pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah), menyebabkan kerusakan otak yang parah.
Setelah ambruk di atas pasangannya, dia muntah di lantai dan menderita kelemahan di satu sisi tubuhnya. Demikian menurut Science Direct.
Dia dibawa ke IGD RSUD Dr Soetomo dan selama perjalanan tiga jam dia mengalami beberapa kejang seluruh tubuh.
Kasus tersebut dibagikan dalam Laporan Kasus Radiologi, di mana petugas medis mengatakan pria tersebut tidak memiliki riwayat trauma, sakit kepala, atau penggunaan narkoba.
Mereka menambahkan bahwa dia tidak mengonsumsi obat perangsang seksual atau pengencer darah sebelum pembuluh darah di otak pecah.
Pasangannya yang hancur sebelumnya melaporkan bahwa kelopak mata di sisi kiri wajahnya mulai menutup sedikit sekitar dua bulan sebelumnya.
Ini adalah indikasi yang jelas bahwa ada masalah mendasar.
Dokter menemukan pria itu menderita aneurisma otak – yang terjadi ketika dinding pembuluh darah membengkak.
Saat mereka membengkak, aneurisma pecah dan menyebabkan hematoma subdural akut – yakni ketika darah menggenang di antara tengkorak dan otak dan seringkali berakibat fatal.
Meskipun petugas medis belum mengungkapkan penyebab pecahnya pembuluh darah, yang lain mengatakan hal itu mungkin karena olahraga berat yang menyebabkan lonjakan detak jantung.
Tingkat kematian saat ini untuk hematoma subdural akut kira-kira 50 persen, dengan setengah dari korban yang selamat mengalami kerusakan otak atau cacat.
Setelah melakukan tes pada penglihatan, ucapan, dan tanggapannya, dokter mengetahui bahwa dia menderita cedera otak yang parah.
Dia ditawari obat antikejang dan menjalani operasi seminggu kemudian dengan harapan menghilangkan pembengkakan dan tekanan, serta memperbaiki aneurisma.
Syukurlah, pria itu memulihkan penggunaan sisi kanan tubuhnya tetapi dibiarkan dengan kerusakan permenant pada saraf di mata kirinya, yang membantu fokus dan gerakan otot.**