POSKOTAJATIM.CO.ID – Seismolog Belanda Frank Hoogerbeets, yang bekerja untuk Solar System Geometry Survey (SSGS) di Belanda dan “memprediksi” gempa bumi di Turki pada 3 Februari, terus membuat prediksi tentang aktivitas seismik Bumi menggunakan keselarasan (konfigurasi) planet.
Dalam sebuah tweet pada hari Senin, dia memperkirakan “aktivitas seismik yang lebih kuat dalam beberapa hari mendatang,” dengan tautan ke video YouTube. Dia juga melampirkan gambar tata surya, yang menunjukkan bahwa penyelarasan planet yang berbeda akan berdampak pada aktivitas seismik Bumi.
Twitter menambahkan kotak pengecekan fakta di bawah tweet yang menjelaskan bahwa “prediksi gempa bumi dari geometri planet telah terbukti tidak benar.” Ada juga beberapa link dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta dengan informasi yang menyangkal teori Hoogerbeets.

Apapun, pengguna internet ingin tahu persis di mana menurut seismolog Belanda gempa akan terjadi. Sayangnya, Hoogerbeets tidak memberikan jawaban yang jelas.
Baca Juga: Bus Jemaah Umrah Terbalik, Tewaskan 20 Orang, Begini Penjelasan KJRI Jeddah
Banyak yang tidak percaya pada kebenaran klaim Hoogerbeets, menggemakan pemeriksa fakta Twitter yang mengatakan bahwa pergerakan planet dan lempeng tektonik tidak terhubung.
Pada 3 Februari, peneliti Belanda menulis di Twitter: “Cepat atau lambat akan ada gempa berkekuatan 7,5 skala Richter di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon).”
Setelah prediksi Hoogerbeets menjadi viral, dia bereaksi terhadap gempa tersebut dan berkata: “Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet kritis, seperti kami punya pada 4-5 Februari.”
Setelah beberapa gempa susulan pada hari-hari setelah gempa terasa di seluruh wilayah yang lebih besar, Hoogerbeets memberikan penjelasannya untuk gempa susulan: “Gempa bumi besar di Turki Tengah telah menyebabkan perubahan signifikan dalam distribusi tekanan di seluruh wilayah, dengan aktivitas seismik turun ke Palestina sebagai hasilnya. Jelas, wilayah itu dimukimkan kembali.”**