POSKOTAJATIM.CO.ID | Surabaya – Angin kencang disertai terjadinya hujan bercampus es ‘ungkul’ seeprti kerikil terjadi di kawasan Kota Surabaya bagian Barat, Senin (20/3/2023) sore.
Peristiwa ini merupakan fenomena alam yang jarang terjadi Kota Surabaya yang terjadi sekitar pukul 14.45 hingga 15.00 WIB.
Peristiwa hujan es itu terjadi di kawasan wilayah Kecamatan Tandes dan Kecamatan Benowo, Kota Surabaya.
Seperti kita ketahui pada Senin (20/3/2023) cuaca di sekitar kota Surabaya bagian Selatan, Timur termasuk wilayah Kota Sidoarjo khususnya kawasan Waru, cuaca terasa sangat panas.
Cuaca panas di sekitar wilayah ini terjadi bebehari belakangan ini, namun menjelang sore udara mulai sejuk setelah terlihat gumpalan langit hitam menyelimuti kawasan Surabaya bagian Barat.
Menurut pantauan radio SuaraSurabaya FM (SS) seorang warga mengungkapkan terjadinya hujan es ketika sedang melintas di kawasan Wisma Tengger, Manukan, Wilayah Kecamatan tandes, Surabaya Barat.
Warga yang menuliskan pesan atas nama Atik Solehatu Marifah menyebutkan jika hujan es yang turun berupa butiran kecil seperti kerikil berwarna putih.
Selain terjadi hujan es juga diikuti hujan air dan angin kencang hingga di kawasan Bank Jatim bersebelahan dengan SMA 11 Surabaya gerobak atau romong sempat terlempar hingga roboh di pinggir jalan.
Beberapa pendengan SuaraSurabaya juga mengirimkan video terkait peristiwa fenomena hujan es itu.
Seperti dikirim Rio Afan Fidianto pendengar SS lainnya mengungkapkan saat melintas di Manukan jarak pandang menjadi terbatas akibat terjadinya hujan es itu.
Begitu juga diungkapkan seorang pendengar radio SS bernama Rochman Wahyudi juga mengabarkan jika terjadi hujan es di kawasan Smemi, Kecamatan Benowo, Surabaya Barat.
Di kawasan Sememi juga terjadi hujan bercampur butiran es kecil seperti kerikil turun bersamaan dengan hujan air dan angin kencang.
Menanggapi masalag fenomena hujan es itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengungkapkan hujan es yang terjadi merupakan fenomena alam yang wajar.
Hal itu terjadi karena musim pancaroba atau masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau yang sebentar lagi akan tiba.
Untuk itu pihak BMKG Juanda menghimbau kepada warga agar tidak khawatir atau cemas yang berlebihan karena itu sesuatu peristiwa yang wajar terjadi.
Fenomena hujan es wajar terjadi selama masa mancaroba, karena tidak ada anomali cuaca khusus.
Menurut hasil penelitian BMKG seperti diungkapkan Ary Pulung dari BMKG Juanda mengatakan fenomena hujan es di Kota Pahlawan memang hanya terjadi di sekitar kawasan Surabaya Barat saja, seperti di kawasan Tandes dan Benowo.
Pemicu awan konventif yang dihasilkan dari proses konveksi akibat memanasnya radiasi surya di kawasan tersebut, terjadi cukup tinggi lebih dari delapan kilometer, nilai reflektifitas pada citra radar CMAX berkisar antara 60-65 dBZ.
Sehingga suhu puncak awan sangat rendah, terlihat pada citra satelit Himawari produk Enchanced mencapai minus 75 derajat selsius di sekitar wilayah Tandes, Kota Surabaya.
Dalam fenomena itu BMKG Juanda mencatat kecepatan angin antara 25-30 knot atau 50-60 km per jam.
Meski demikian masyarakat tidak terlalu cemas berlebihan, namun tetap saja harus waspada di masa musim peralihan pancaroba ini.
Tetap menjaga kesehatan dan waspada terjadinya perubahan cuaca sewaktu-waktu. (*)