Poskotajatim | Surabaya – Anies Baswedan suatu saat diminta oleh keluarga besarnya untuk menghadiri upacara di istana, beliau tergetar hatinya saat melihat sang saka merah putih dikibarkan.
Dalam benak Anies hari ini begitu mudahnya dimana mana mengibarkan bendera merah putih, namun bahwa kemudahan yang kita miliki hari ini adalah hasil perjuangan panjang dan sulit para pejuang dan pendiri bangsa.
“Dalam benak Mas Anies, Sebagai cucu Pahlawan Nasional, Anies merasa terpanggil untuk tetap menjaga apa yang menjadi cita cita mereka yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila.” ungkap Isa Ansori, dalam rilis yang diterima Poskotajatim, 18 Maret 2023
Bagi Anies menjaga dan merawat cita cita yang tertuang dalam UUD 195 dan Pancasila adalah panggilan dan kesadaran yang harus dilakukan, sebagaimana kakeknya AR Baswedan ketika memilih jalan perjuangan untuk memerdekakan Indonesia.
Bagi AR Baswedan dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya, tentunya hal ini sudah lebih dari cukup, namun bukan itu yang menjadi pilihannya, Kakek Anies malah memilih untuk berjuang, dan apa yang terjadi justru di akhir hayatnya rumahpun tak punya, meski ia pernah menjadi menteri,
“Jalan hidup kakeknya inilah yang menjadi pilihan Anies saat ini, menjaga dan merawat apa yang pernah diperjuangkan oleh mereka para pejuang dan pendiri bangsa.” tegas Isa Ansori, yang juga merupakan Ketua Bidang Divisi Data dan Informasi Serta Litbang LPA Jatim.
Jadi Dakan hal ini, Anies ingin menghadirkan kembali narasi konstitusi dalam kehidupan nyata yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, jangan biarkan Mas Anies berjuang sendirian, Jawa Timur dan Surabaya harus melebur menjadi energi besar bagi Anies dalam mewujudkan cita-cita luhur itu.
“Tidak ada yang tidak mungkin, begitu kata Mas Anies, bagi Mas Anies ketulusan dalam perjuangan adalah pintu menuju tercapainya apa yang kita cita citakan.” imbuh Isa Ansori
Dibalik kesulitan pasti lah akan ada kemudahan, begitulah Allah menegaskan dalam firman Nya, kata kuncinya ada dua, berharap dan berdoa. Maka marilah kita pupuk harapan perubahan Indonesia kearah yang lebih baik lagi.
Indonesia yang mampu mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya, dan tentu harapan ini sekarang berada dipundak Anies, Oleh karena intu, Isa Ansori yang merupakan akademisi ini mengimbau agar jangan biarkan Mas Anies sendirian.
“Sebagai masyarakat yang hidup di kota pejuang, kota yang dikenal dengan kota pahlawan, masyarakat Surabaya dan Jawa Timur tak ada pilihan, kalau kita masih cinta NKRI dan berharap Indonesia baik baik saja, maka berjuang bersama Mas Anies adalah sebuah keniscayaan.” pungkasnya.
Dalam Wikipedia disebutkan H. Abdurrahman Baswedan (Jawi: عبدالرحمن باسويدان) atau populer dengan nama A.R. Baswedan (9 September 1908 – 16 Maret 1986) dikenal sebagai seorang jurnalis, diplomat.
A.R. Baswedan pernah menjadi Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. A.R. Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
Atas jasa-jasanya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan AR Baswedan, sebagai pahlawan nasional pada November 2018. Keputusan ini tertulis dalam Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018, dengan pedoman Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.***(Nur)