POSKOTAJATIM.CO.ID – Sosok Sisto dos Santos, bagi masyarakat Dili, Timor Leste rasanya merupakan orang yang tidak asing lagi.
Dia seorang aktivis pejuang HAM (Hak Asasi Manusia) Timor Leste sekaligus Direktur Asosiasi HAK yang meninggal dunia, Jumat (17/3/2023).
Laki-laki berusia 43 tahun ini akhirnya harus meninggalkan kita semua setelah ia gagal berjuang melawan serangan penyakit kanker darah.
Direktur Klinik Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV -portugis), Marcelino Correia menginformasikan, tentang meninggalnya Sisto dos Santos.
Almarhum masuk Rumash Sakit, pada 14 Maret 2023 lalu, para medis telah melakukan diagnosis.
Dalam diagnosis ditemukan bahwa almarhum menderita trombolisis dan anemia berat, selain itu juga kanker darah sehingga berdampak buruk pada kesehatannya.
Menurut dokter Marcelino, yang bersangkutan selama ini Ia tidak pernah mengontrol kesehatan dan melakukan perawatan, akhirnya berdampak pada pendarahan di otak sehingga Ia kehilangan nyawa.
Menurut catatan dari kantor berita Timor Leste, Tatoli mengungkapkan Sisto dos Santos lahir di Fuiluro, kotamadya Lautém pada 29 september 1979 atau berusia 43 tahun.
Sisto merupakan putra dari pasangan Tomas dos Santos (almarhum) dan Mariana dos Santos (Ibu) dan memiliki tiga saudara perempuan.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan empat orang anaknya (satu laki-laki, tiga perempuan) yang sekarang tinggal di Dili, Timor Leste.
Saudara perempuan almarhum Sisto, Jacinta Nunes di rumah duka, Bebonuk mengungkapkan almarhum selalu memotivasi dirinya mengajarkan untuk terus mandiri.
“Ia sudah sebagai bapak dan motivator bagi kami, Ia selalu mengajarkan kami untuk terus mandiri. Sungguh kehilangan yang sangat besar pada kami,” ungka Jacinta Nunes.
Menurut Jacinta Nunes selama mendiang sakit, selalu menutup penyakitnya dari semua orang dan seluruh keluarga.
Dalam sebulan terakhir selalu mengalami pendarahan sampai akhirnya pada 14 Maret 2023 dilarikan ke HNGV.
Tetapi pada 17 maret sekitar pukul 04:00 pagi waktu Timor Leste dikabarkan bahwa mediang telah kehilangan nyawanya.
Semasa hidupnya Sisto dos Santos adalah seorang aktivis HAM berjuang untuk terhadap ketidakadilan sosial, pelanggaran HAM.
Perjuangannya tidak hanya di dalam negeri tetapi untuk negara-negara di luar yang mendapatkan intimidasi serta dijajah oleh negara-negara besar.
Mantan Direktur HAK, Manuel Monteiro menceritakan bahwa selama bekerja dengannya, mengenal mendiang sebagai sosok yang pekerja keras.
Almarhum tidak kenal lelah serta tidak pernah mengeluh akan penyakitnya, sehingga kepergiannya menjadi misteri untuk seluruh kawan yang ditingalkan.
“Tidak hanya HAK yang kehilangan dia, tetapi Timor-Leste juga kehilangan salah satu orang potensial yang harusnya masih memiliki kemauan dan semangat dedikasi untuk bangsa kita untuk melanjutkan suara-suara bagi masyarakat,” ungkap Manuel.
Sebagai seorang aktivis, Sisto dos Santos semasa hidupnya terus memberikan jalan kepada kaum muda agar banyak belajar dan membaca agar mampu mengambil bagian dalam kegiatan aktivis.
“Selama di HAK, Ia banyak berdedikasi, dan kaum muda harus meneladani apa yang sudah dilakukannya. Ia memperjuangan mulai dari hak Timor-Leste untuk mendapatkan hak batas maritim,” tambahnya.
Selain itu, mendiang juga aktif bergabung dalam lembaga dan asosiasi internasional lainnya untuk melayani dan mencari korban yang hilang karena perang dan konflik serta yang dipaksa meningalkan tanah airnya, agar mempertemukan kembali dengan keluarga para korban. (*tatoli)