POSKOTAJATIM.CO.ID | Blitar – Puluhan mahasiswa UPN Veteran Jatim menggelar acara Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Kota Blitar, Jatim sejak Selasa (16/3/2023).
Seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa yang sedang melakukan KKNT di Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Sabtu (18/3/2023).
Ada yang menarik dalam kegiatan penyuluhan di kantor Kelurahan Klampok yang dihadiri puluhan warga itu.
Dalam acara penyuluhan menghadirkan pembicara Ketua Ketua GAPOKTAN (Gubungan Kelompok Tani), Kabupaten Blitar, Moch Syaifudin.
Penyuluhan dilakukan agar GAPOKTAN Kelurahan Klampok mengetahui pemanfaatan Biosaka bagi pertanian.
Karena biosaka diciptakan untuk membantu petani dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman yang dibudidayakan.
Sehingga tidak mengakibatkan residu berbahaya di lingkungan sekitar pertanaman.
Karena biosaka terbuat dari bahan rerumputan sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan tumbuh tanaman.
Moch Syaifudin mengatakan pengaplikasian biosaka dapat membuat rumput di area persawahan menjadi subur.
“Tumbuhnya rerumputan di area persawahan menandakan bahwa tanah di sawah tersebut subur dan sesuai untuk digunakan budidaya tanaman,” jelasnya.
Namun demikian, ppabila biosaka diaplikasikan secara berlebih dapat mengakibatkan rusaknya tanaman karena kelebihan dosis.
Selain itu dapat menyebabkan tanah di area pertanaman terbakar.
Sedangkan pengaplikasian biosaka dengan dosis yang kurang juga berdampak buruk.
Karena dapat menyebabkan daun tanaman menjadi rontok, karena kurang tercukupi nutrisi untuk pertumbuhannya.
Solusinya yaitu pengaplikasian ulang biosaka dalam dosis yang sesuai dengan SOP, daun tanaman yang sudah gugur tidak dapat tumbuh lagi tetapi trubusnya masih bisa diselamatkan.
Dalam kesempatan itu, Moch Syaifudin juga mengenalkan pengaplikasian Biosaka melalui video yang di tayangkan kepada GAPOKTAN yang berada di lokasi.
Berikut ini penjelasan cara pembuatan biosaka, secara sederhana:
1. Mengumpulkan rerumputan yang ada disekitar area pertanaman.
2. Menyiapkan air didalam bak berukuran diameter 38 cm dengan tinggi 18 cm.
3. Memeras rerumputan yang sudah dikumpulkan didalam bak yang sudah berisi air hingga homogen.
4. Ciri-ciri Biosaka yang sudah jadi yaitu sari-sari dari rerumputan sudah mengendap dan larutan sudah homogen.
Sedangkan untuk proses pengaplikasian biosaka untuk tanaman cabai dan sayuran, caranya sebagai berikut:
Sebanyak 5-10 ml/cc biosaka dicampur air sampal dengan 16 liter (1 Tangki sprayer) dengan penyemprotan kabut tidak boleh basah.
Satu tangki sprayer isi 15-16 liter minimal untuk lahan 200 ru / 2800 m² interval waktu 7 hari sekali.
Pengaplikasian biosaka untuk buah musiman, sebagai berikut
Sebanyak 30 ml /cc biosaka dicampur air sampai dengan 16 liter (1 Tangki sprayer) dengan penyemprotan kabut tidak boleh basah.
Satu tangki sprayer isi 15-16 liter minimal untuk lahan 200 ru/2800 m² interval waktu penyemprotan 1-3 selang 15 hari, penyemprotan selanjutnya setiap 30 hari. (sintha dayu aringgani, devi istyalita/tim)