Poskotajatim | Sidiarjo- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DINKOP-UM), Bank Perkreditan Rakyat Delta Arta (BPR Delta Arta),, Badan Pelaksana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK Region IV Jawa Timur), mendukung sepenuhnya program D-Link Project untuk memberikan pelatihan kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan untuk penyandang disabilitas dan anggota keluarganya.
D-Link Project yang digagas oleh Abdul Majid ketua LIRA Disability Care (LDC) itu, menyediakan dua pelatihan yang inklusif dan berkelanjutan. Kedua program tersebut yakni, pelatihan membatik metode ciprat bagi ragam disabilitas dan pelatihan memangkas bagi orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus (ABK).
Tidak berhenti disitu saja, Majid yang juga getol menyuarakan dibuatnya Raperda tentang perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas di kabupaten sidoarjo itu, juga memikirkan langkah strategis untuk membuat para difabel dapat berdaya dan kuat secara ekonomi.
Untuk memuluskan langkahnya, Majid menjalin sinergi dan kemitraan strategis dengan pemkab sidoarjo, Lembaga keuangan dan perbankan daerah. Hal ini dilakukan untuk menjamin para difabel dan anggota keluarganya dijamin masuk kedalam ekosistem keuangan inklusi.
“Ini adalah kerja kolaboratif, sudah waktunya pengarusutamaan isu disabilitas kita selesaikan melalui lintas sektoral,” tandasnya.
Sementara itu, Mohammad Edi Kurniadi kepala Dinkop Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, turut berkomitmen memberikan fasilitasi dan akses yang luas kepada disabilitas maupun anggota keluarganya.
Ia merinci, beberapa fasilitasi yang dapat diberikan diantaranya, perijinan usaha, pelatihan digital marketing, konsultasi produk, kemasan produk, perluasan pangsa pasar, hingga membantu mendapatkan akses permodalan lewat program kredit usaha rakyat daerah (Kurda Sayang), demikian kata Edi mengutip sambutan dan pemaparan materinya dalam sesi inkubasi, di Aston hotel sidoarjo, jumat 3 maret 2023.
Menurutnya, setiap difabel dan anggota keluarganya mempunyai hak dan kesempatan yang sama dibidang perkoperasian, kewirausahaan, dan akses permodalan usaha di Kabupaten Sidoarjo.
Senada, Elys Sulistyaningsih Direktur BPR Delta Arta Sidoarjo, menyatakan terbuka untuk memfasilitasi semua kelompok usaha disabilitas maupun anggota keluarganya agar dapat mengakses semua program permodalan dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Dalam paparannya didepan peserta inkubasi, Elys juga menjelaskan berbagai fitur-fitur layanan perbankan yang dapat diakses para disabilitas dan anggota keluarganya.
“Yang pertama, program modal murah bertajuk (Kurda Satang) ini diluncurkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali pada Maret 2021 lalu. UMKM bisa mengajukan pinjaman modal hingga Rp200 juta,” jelasnya.
Masih kata Elys, pihaknya juga menyalurkan program permodalan murah bagi perempuan yang bergelut di sector usaha meikro ditingkat RT atau dikenal dengan program (Kartu Usaha Perempuan Mandiri atau Kurma).
“Nilai subsidi bunga yang digelontorkan melalui APBD sebesar Rp5,8 miliar. Dengan subsidi bunga yang ditanggung pemeritah daerah, industri perbankan milik Pemkab Sidoarjo tetap mampu menjalankan operasional bisnis dengan baik, dan di sisi lain UMKM bisa terbantu mendapatkan modal murah,” jelasnya menambahkan.
Elys juga menyatakan, jika bunga yang ditawarkan melalui skema permodalan di BPR Delta Arta sidoarjo adalah yang paling termurah jika dibandingkan produk perbankan lainnya.
Sejurus, Sentot kepala bagian kepesertaan khusus BPJS Ketenagakerjaan cabang sidoarjo, turut menyampaikan komitmennya untuk memberikan perlindungan pelaku UMKM disabilitas dan anggota keluarganya melalui skema program kepesertaan bukan penerima upah (BPU).
Menurutnya, wirausaha, freelancer dan pekerja paruh waktu masuk ke dalam kategori Bukan Penerima Upah (BPU). Jika program Pekerja Penerima Upah didaftarkan oleh pihak pemberi kerja, Bukan Penerima Upah wajib untuk mendaftarkan dirinya sendiri atau melalui wadah/komunitas kolektif.
Sentot menyebutkan, jika program yang diperuntukan bagi BPU dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua secara Sukarela, dan manfaat tambahan beasiswa pendidikan untuk ahli waris jika peserta BPU meninggal dunia.
D-Link Project didanai oleh pemerintah Australia melalui skema hibah alumni putaran kedua yang diadministrasikan oleh Australia award Indonesia (AAI).
D-Link Project didukung oleh LIRA Disability Care (LDC), DPW LSM LIRA Jawa Timur, batik rumah kinasih kabupaten blitar, Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI), CnC Salon, SAE CLASS Salon, Salon Martin, OJK Region IV jawa timur, DINKOP Usaha Mikro sidoarjo, BPJS Ketenagakerjaan sidoarjo, dan BPR Delta Arta.***