POSKOTAJATIM.CO.ID – Bencana alam atau kecelakaan hebat, selalu menyisakan harapan menemukan korban manusia yang masih selamat. Gempa bumi hebat di Turki dan Suriah membuktikan, pascagempa masih ada sejumlah korban yang ditemukan dan dievakuasi dalam keadaan hidup.
Sejauh ini, metode umum yang digunakan adalah mengerahkan anjing pelacak, untuk mengendus apakah masih ada yang selamat di bawah puing bangunan atau runtuhan pesawat. Namun kini, juga diperkenalkan robot-robot canggih, yang membantu evakuasi pascabencana.
Sebuah proyek Uni Eropa yang diberi nama CURSOR (Coordinated Use of miniaturized robotic equipment and advanced sensors for search and rescue operations), memperkenalkan robot dan drone pintar, yang dipuji akan membantu evakuasi dan penyelamatan korban bencana alam seperti gempa bumi.
Cara kerja robot penyelamat
Robot cerdas berukuran kecil ini dilengkapi roda dan pemindai inframerah serta kamera pelacak panas. Dengan menggunakan pipa kecil, robot menyedot udara dari reruntuhan bangunan, untuk memeriksa apakah ada emisi karbondioksida CO2 atau protein yang khas manusia.
Baca Juga: Dilarang Bawa Barang yang Timbulkan Gangguan di Kawah Ijen, Bule Ini Malah Nyalakan Bom Asap
Dengan cara itu, orang yang masih hidup dan terjebak di bawah puing bisa dilokalisir. Dengan bantuan mikrofon dan loud speaker, bisa dilakukan kontak dengan korban. Drone membantu petugas penolong membuat citra 3 dimensi lokasi bencana dari udara.
Di kawasan gempa bumi seperti di Turki, terbukti gempa-gempa susulan mempersulit evakuasi orang yang masih selamat di bawah reruntuhan bangunan. “Sangat berbahaya bagi tim penolong, karena bangunan yang sudah tidak stabil, bisa tiba-tiba runtuh,” kata Karsten Berns, Pakar Informatika dan Dekan Jurusan Sistem Robotika di Universitas Teknik Kaiserslautern-Landau di Jerman. “Karena itu kita memerlukan sistem robotik otonom yang lebih handal,” ujarnya.
Robot Belum Siap
Masalahnya, robot-robot dari proyek CURSOR atau yang dikembangkan di Universitas Teknik Kaiserslautern-Landau, baru berupa prototype yang dikembangkan dalam riset.
Konkritnya, tidak ada satupun robot ini yang sudah siap dikerahkan untuk membantu evakuasi atau pelacakan korban gempa baru-baru ini di Turki dan Suriah.
Baca Juga: Mardani Tak Persoalkan Demokrat Menolak Wacana Tandemkan Anies dan Sandi di Pilres 2024
Selain itu, masalah lainnya adalah biaya yang masih sangat tinggi. Sejauh ini belum ada yang menyatakan bersedia menjadi investor untuk produksi robot penolong itu secara massal. Juga hingga kini belum jelas, bagaimana dan siapa yang menanggung ongkos transport operasinya di kawasan bencana.
Sejauh ini, pengerahan anjing pelacak di kawasan gempa masih tetap yang paling murah dan dapat diandalkan. Anjing pelacak ini juga terbukti sangat efektif melacak dan menemukan korban selamat yang tertimbun puing di kawasan bencana di Turki dan Suriah. Tanpa banyak biaya, tim penolong bisa langsung terbang dengan anjingnya sesaat setelah gempa mengguncang.
Anjing pelacak mampu mengendus keringat, hormon, darah, tinja bahkan nafas manusia yang tertimbun di bawah puing bangunan. Hewan ini akan menggongong atau mencakar-cakar lokasi, jika menemukan atau mengendus jejak orang yang selamat di bawah reruntuhan,
Nilai tambah lainnya dari anjing pelacak, hewan tidak memerlukan listrik atau internet. Cukup dengan makanan anjing dan air, hewan bisa langsung dikerahkan. Sementara robot-robot modern pelacak bencana perlu baterai dan jejaring internet untuk bisa beroperasi. Dua hal yang sulit ditemukan di lokasi bencana.**