Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com
Wednesday, September 18, 2024
HomeOtherKekuatan Bima Setara dengan 70 Gajah, Setelah Minum Ramuan Ini

Kekuatan Bima Setara dengan 70 Gajah, Setelah Minum Ramuan Ini

POSKOTAJATIM.CO.ID – Bima dianggap sebagai anak dari Dewa Bayu. Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa Kunti memanggil Dewa Bayu dengan mantra pemanggil para dewa.

Meskipun ia diakui sebagai anak dari Pandu, namun secara restu, Werkudara adalah anak Batara Bayu, dewa yang menjadi penguasa angin.

Diceritakan saat Prabu Pandu Dewanta menikah dengan Dewi Kunti, ia dikutuk oleh Resi Kindama. Isi kutukannya adalah jika Prabu Pandu menjalankan tugasnya sebagai suami dan tidur seranjang dengan istrinya, maka saat itu ajalnya akan tiba.

- Advertisement -

Namun karena ia butuh keturunan untuk pewaris tahta, ia mengizinkan sang istri menerapkan Aji Adityaherdaya ajaran yang bisa memanggil dewa.

Bayu muncul dihadapan Kunti dan menganugrahi seorang anak bernama Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

Kepada siapa pun, Werkudara alias Bima tidak pernah memakai bahasa krama inggil atau bahasa halus. Ia selalu berbicara dengan bahasa ngoko, atau bahasa lugas sederajat, bahkan kepada para dewa.

- Advertisement -

Baca Juga: AHY Sekali Lagi Tegaskan Partai Demokrat Dukung Anies Baswedan Sebagai Capres

Ia memakai bahasa Krama hanya dengan Dewa Ruci.

Pada masa kanak-kanak, kekuatan Bima tidak ada tandingannya di antara anak-anak sebayanya. Kekuatan tersebut sering dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa.

Duryodana salah satu Korawa tertua sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tersebut berkembang menjadi niat untuk membunuh Bima.

Pada suatu hari ketika para Korawa serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Duryodana menyuguhkan makanan dan minuman kepada Bima. Sebelum memberikan makanan itu kepada Bima, ternyata telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak curiga, ia menyantap makanan tersebut.

Baca Juga:  Mahasiswa KKNT di Desa Mranggonlawang Probolinggo Dirikan Posko Pendaftaran NIB UMKM Desa

Makanan tersebut membuat Bima jatuh pingsan. Mengetahui Bima pingsan karena racun itu, Duryodana pun mengikat tubuh Bima kuat-kuat dengan menggunakan tanaman menjalar. Setelah itu, dengan menggunakan rakit, Bima dihanyutkan ke sungai Gangga.

Saat rakit yang membawa Bima sampai di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Secara ajaib, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun yang dimakan Bima.

Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui rajanya, yaitu Antaboga.

Baca Juga: Mahfud MD: Ajak Cegah Penyebaran Hoax Jelang Tahun Pemilu Bersama Media dan Masyarakat

Antaboga atau Anataboga atau Anantaboga adalah seekor ular raksasa. Ia diceritakan pada awal mitologi, pada penciptaan dunia. Antaboga membantu mengaduk lautan susu atau ksirarnawa untuk mencari tirta amerta.

Dalam pewayangan Jawa, Antaboga adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni. Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai baju yang biasanya berwarna merah serta mengenakan kalung emas.

Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga adalah tali energi yang menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang Maha Pencipta. Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen

Saat Antaboga mendengar kabar bahwa putra Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman, yang semangkuknya memiliki kekuatan setara dengan sepuluh gajah.

Bima meminumnya tujuh mangkuk, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat, setara dengan tujuh puluh gajah. Bima juga tinggal di istana Anantaboga selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang. **

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Berita Terkini

Berita Terpopuler