POSKOTA.CO.ID | DILI – Koneksi internet di Timor Leste memang belum maksimal, hingga saat ini koneksi masih terasa berat dan lama untuk loading.
Masalah ini memicu lambatnya pekerja layanan keimigrasian di Timor Leste.
Seperti kita ketahui proses layanan keimigrasian di Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato berjalanan lambat baik untuk kedatangan maupun untuk kepulangan penumpang luar negeri.
Poskotajatim yang mengunjungi bekas provinisi Timor Timur ini, harus menunggu berjam-jam untuk bisa masuk ke Kota Dili, Timor Leste.
Ratusan warga mengantre dengan dua pintu masuk tempat layanan pemeriksaan keimigrasian, bahkan hal itu juga terjadi ketika hendak meninggalkan Timor Leste.
“Gawat, beruntung saya datang lebih awal. Jika tidak bisa tertinggal pesawat karena menunggu antre di layanan keimigrasian ini, yang hanya dijaga dua orang dan dua pintu saja,” ujar Satwika warga Sidoarjo, Jawa Timur yang hendak meninggalkan Timor Leste.
Satwika mengatakan koneksi internet di Timor Leste juga kurang bagus, apalagi kalau hujan. Koneksi internet tiba-tiba hilang.
Terkait koneksi internet itu juga dikeluhkan Kepala Bidang Administrasi Imigrasi Inspektur polisi, Bernardo Freitas.
Seperti dilansir timorpost.com, Bernardo mengatakan, mereka menghadapi masalah dengan internet untuk mengontrol pergerakan orang masuk dan keluar.
Menurut Bernardo, masalah koneksi internet menghambat Migration Information and Data Analysis (MIDAS) di perbatasan darat dan bandara.
Kepada wartawan di Kementerian Dalam Negeri, Vila-Verde, Kamis (23/02/2023) Bernardo mengatakan sistem MIDAS bertujuan untuk mengeluarkan visa ketika warga negara asing ingin masuk atau kelaur dari teritori Timor-Leste.
Ketika para pengunjung asing mau masuk ke wilaya Timor-leste atau orsang Timor-leste yang keluar disitulah MIDAS langsung melakukan Layanan secara daring melalui website Izin Tinggal Online.
“Tetapi faktor internal terkait problem koneksi internet saat ini menjadi masalah serius membuat pihak imigrasi mengalami kesulitan saat mengakses Aplikasi Izin Tinggal Online, atau laman website menunjukkan keterangan error dan Visa.”
“Terkait sistem saat ini sudah di implementasikan tetapi problemnya kita masih ketinggalan di Internet sering tidak koneksi,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini sistem MIDAS juga akan masuk ke tahap Second-PES, jadi kita akan menginstal ulang bagian-bagian baru terutama Negara-negara dimana ada Timor-Leste menetapkan kedutaannya disana.
“Kedutaan imigrasi Timor-Leste seperti, Indonesia-Bali, Kupang, dan Atambua, kemudian juga Australia, Malaysia, Filipina, Portugal, sekarang efektif dan kami akan dapat menginstal lebih banyak sistem di sana,” katanya.
Ia mengatakan, ada bantuan besar untuk keimigrasian, sehingga setelah melakukan pekerjaan, bagian migrasi bisa berjalan dengan baik.
“Dengan hadirnya sistem MIDAS, kita bisa seperti bangsa lain, kita bisa meningkatkan harkat dan martabat kita di dunia dengan bangsa lain,” pungkasnya. (*)
