Poskota Jatim- Surabaya. Anggota Executive Committee (EXCO) PSSI kota Surabaya Abdullah, akhirnya angkat bicara menanggapi keluhan para atlet atau pemain sepakbola amputasi Surabaya (PERSAS) yang kesulitan mendapatkan lapangan berukuran mini untuk menggelar latihan.
Menurutnya, pemerintah Kota Surabaya harus segera memenuhi hak bagi para difabel yang tergabung dalam klub sepakbola amputasi tersebut, khususnya fasilitas lapangan standar untuk menggelar latihan ataupun pertandingan untuk sepakbola amputasi.
“Saya pikir pemkot wajib hukumnya segerra memenuhi fasilitas tersebut, permintaan mereka juga tidak muluk-muluk untuk ukuran warga kota surabaya,” kata pria yang akrab disapa Bang Dul itu saat dimintai tanggapannya oleh media lewat sambungan telpon, beberapa waktu lalu.
Bang Dul yang juga ketua Sekolah Sepak Bola MITRA Surabaya itu, siap membuka pintu lebar-lebar untuk dapat merangkul para pemain sepakbola amputasi Kota Surabaya.
“Sebagai masyarakat sepakbola, monggo jika kawan-kawan pemain sepakbola amputasi apabila ingin menggunakan untuk lakukan eksebisi maka bisa di bantu dan bermain lapangan yang akan dibantu oleh teman-teman SSB Mitra Surabaya,” ujarnya.
Bang Dul melanjutkan, pihaknya senantiasa mendukung setiap Langkah perjuangan para pemain sepakbola amputasi agar dapat terus menorehkan prestasi ditingkat nasional dan internasional.
“Monggo, kami juga siap untuk menggelar pertandingan exhibition sebagai edukasi bagi masyarakat kota Surabaya terkait sepakbola amputasi,” tegasnya.
Terpisah, Endro Suseno (Ketua umum PERSAS) mengaku senang terkait dukungan yang terus mengalir bagi klub sepakbola yang ia dirikan sejak satu tahun yang lalu.
Menurut pria asal daerah Gubeng Surabaya itu, pihaknya mengklaim sudah menjalin komunikasi dengan pemangku kebijakan terkait untuk mengatasi persoalan tersebut. Namun hasilnya masih nihil.
Baca Juga
Rampungkan Perda Disabilitas, Ketua KND-RI Berikan Apresiasi Kepada Pemkab Cianjur
Endro juga mencurahkan perasaan hatinya seputar pengalamannya menemani para pemain PERSAS berlatih di lapangan yang bukan standar sepakbola amputasi.
“Saya merasa miris melihat anak-anak berlatih di lapangan yang tidak memenuhi standar. Apalagi dikala musim penghujan saat ini,” katanya.
“Lapangannya berumpur, tongkat para pemain juga pasti ambles ke tanah, sangat berbahaya pastinya,” imbuhnya.
Selain lapangan untuk berlatih, Hendro juga mengungkapkan jika PERSAS sangat membutuhkan sekretariat untuk berkumpul dan menjamu para tamu yang banyak berdatangan dari luar kota.
“Sebenarnya kita sangat butuh secretariat, nantinya akan kami fungsikan untuk menggelar pertemuan dan khususnya untuk menyimpan alat penunjang Latihan,” jelasnya.
Baca Juga
Mobil Plat Merah Hasil Uang Rakyat, Diduga Sengaja Ditabrakkan Hingga Rusak Parah
Sebelumnya, para pemain sepakbola amputasi Surabaya yang tergabung di PERSAS mengeluh kepada pemerintah kota Surabaya karena kesulitan mendapatkan tempat latihan.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun media, klub sepakbola PERSAS pernah diberikan fasilitas Latihan di lapangan taman kota oleh pemerintah kota Surabaya. Namun seringkali harus berpindah-pindah “tergusur” dengan alasan renovasi yang tak ada ujungnya.
“Pertama, mereka pernah berlatih di Lapangan Taman Apsari depan Grahadi, yang kedua di taman Jangkar Bibis Kelurahan Karah, dan yang ketiga di Taman Ronggolawe dekat Terminal Joyoboyo. Namun ketiga lapangan tersebut sudah di renovasi, dan rumputnya bukan sintetis lagi sehingga mereka tidak bisa berlatih lagi di tempat itu.***