Poskotajatim.co.id – Kali ini Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya mengadakan kuliah umum dengan tema LGBT menuju koridor nilai-nilai spiritualitas.
Dimana kuliah ini diadakan di Vidya Loka Lt.2 Universitas Katolik Darma Cendika (17/2/2023).
Dalam kuliah umum ini menghadirkan Deograsias Yoseph sebagai pemateri dan Robertus sebagai penanggap.
Dalam topik yang diangkat kali ini menyatakan bahwa seorang penderita LGBT sering dianggap tidak memiliki value atas dirinya dan dianggap menjijikan.
Padahal Deograsias dibalik itu semua penderita ini memang dianggap salah dan melanggar aturan yang ada.
Tetapi berdasarkan kenyataannya penderita LGBT ini memiliki nilai hidup tersendiri yang ada di dalam diri mereka.
Mereka membutuhkan kesempatan dan dorongan untuk dapat memulai suatu hal yang baru dengan hidup yang lebih baik yang disertai lingkungan yang mendukung.
Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan kampus UKDC sebagai pendorong diskusi LGBT ini ialah terlaksananya kuliah umum ini.
Dengan harapan akan membuat para mahasiswa dapat membuka mata agar dapat memiliki rasa persamaan dan tidak membeda-bedakan antar sesama manusia yang memiliki kekurangan.
Dengan ini pun dapat dilihat upaya kampus agar para mahasiswa menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menyikapi seseorang yang memiliki kekurangan seperti kalangan LGBT.
Deograsias mengatakan bahwa penderita LGBT ini memang bisa terjadi karena faktor genetik.
Selain itu karena memiliki luka masa lalu tersendiri yang merubah pribadi tersebut hingga dapat sampai ke titik ini.
Terlepas dari faktor genetik dan luka masa lalu, ternyata faktor lingkungan pun dapat mempengaruhi terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang.
Dengan kemajuan teknologi, maka sangatlah mudah diakses untuk mencari banyak hal tanpa adanya pemantauan dari pihak keluarga dan orang tua.
Akhirnya banyak informasi yang terserap secara cuma-cuma, sehingga dapat dinyatakan bahwa pemantauan dari pihak keluarga dan faktor lingkungan merupakan hal yang utama dalam sebuah pembentukan kepribadian.
Dengan ini dapat disimpukan bahwa setiap orang memiliki kekurangan masing-masing.
Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah tentang bagaimana cara pandang orang-orang tersebut.
Dengan memberikan sebuah rasa aman dan nyaman maka penderita akan merasa bahwa dirinya memiliki nilai tersendiri dalam dirinya.
Dengan demikian sesama manusia yang memiliki kekurangan masing-masing, diharapkan kedepannya semakin banyak hal-hal baik yang terjadi di dalam kehidupan khususnya bagi para penderita LGBT. (Frederika Eugenia)