POSKOTA JATIM- Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (IKA ITS) menciptakan kapal ramah lingkungan untuk menunjang fasilitas kesehatan masyarakat di daerah pelosok, kapal ini dinamai Kapal Kesehatan Masyarakat (KKM)
Ketua Pelaksana proyek Kapal Kesehatan Masyarakat Ir Hari Supriyadi mengungkapkan, kapal ini berguna sebagai penyedia fasilitas kesehatan masyarakat sekitar sungai di pelosok Indonesia, utamanya beroperasi di sungai wilayah Pulau Kalimantan atau Sumatera.
Hari menuturkan inovasi ini bermula saat ia dan tim melakukan kunjungan ke beberapa wilayah bantaran sungai dan mendapati warga yang kesulitan mengakses sarana kesehatan.
“Masyarakat di jalur Sungai Musi kesulitan menjangkau puskesmas karena terhalang akses transportasi,” ungkap, Kamis (16/2/2023).
Baca juga > Berikut Anjuran Gizi Bagi, Anak Dengan Penyakit Jantung
Lantas Ketua Umum PP IKA ITS Ir Sutopo Kristanto MM bersama Ir Toeloes Boedi Witjaksono dan Hari, membentuk tim pengerjaan proyek KKM tersebut, dan dalam waktu singkat, dimulai 5 Desember 2022 hingga 5 Januari 2023 kapal yang dimaksud mampu diselesaikan.
Alumnus Departemen Teknik Sipil ITS ini mengaku dalam membuat KKM bersinergi dengan dosen ITS dari segi perhitungan, diskusi teknologi terbaru, dan aspek lain dalam pengerjaan, rencananya show unit akan ditunjukkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadimuljono.
Salah satu staf proyek Kapal Kesehatan Masyarakat Anindra Ahmad Farras ST, alumnus Departemen Teknik Perkapalan ITS menjelaskan, kapal ini dirancang khusus agar bisa menyusuri sungai sampai ke pelosok.
Baca juga > Jumlah Utang Indonesia Turun Signifikan Pada Akhir Triwulan IV-2022
“Kapal di sungai harus memiliki draft yang rendah agar bisa berlayar di perairan dangkal,” jelasnya.
Oleh karena itu kapak dirancang dengan menggunakan tiga lambung kapal trimaran yang berguna untuk menjaga keseimbangan kapal selama berlayar.
Di samping itu material kapal tersusun dari logam yang dilapisi High Density Polyethylene (HDPE). Material tersebut dapat didaur ulang dan mampu meminimalisir korosi.
“Material HDPE cenderung lebih ramah lingkungan dan tidak memerlukan perawatan yang tinggi,” ujar lelaki yang akrab disapa Farras ini.
Selain dari segi material, lanjutnya, Kapal Kesehatan Masyarakat juga ramah lingkungan dari segi penggunaan energi. Dengan konsep hybrid energy, kapal ini menggunakan dua energi berupa minyak bumi untuk penggerak mesin kapal serta panel surya untuk aktivitas kabin.
Dengan 12 panel, energi listrik bertenaga surya mampu menunjang penerangan kapal, peralatan kesehatan, serta navigasi kru kapal.
Tak hanya itu, kapal dengan kapasitas mesin 300 horsepower (HP) ini menyediakan sejumlah fasilitas kesehatan. Mulai dari dua kamar pasien, meja dokter dan perawat, perlengkapan diagnosa, hingga peralatan untuk operasi ringan, dengan demikian kualitas pelayanan medis justru meningkat.
“Adanya kapal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas setempat dalam fasilitas pelayanan medis, obat obatan, dan tenaga ahli,” tutur Farras.
Ia berharap, Kapal Kesehatan Masyarakat ini dapat menjadi bukti Indonesia mampu menciptakan sebuah produk inovasi yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Di samping itu, ia juga berharap hal ini dapat memotivasi mahasiswa ITS untuk terus berinovasi.
“Semoga menginspirasi para insinyur muda untuk berinovasi,” harapnya.***